follow us on twitter

Jumat, 26 April 2013

Daun Bukan Sampah tapi Makanan Tanah

Guru BK saya pernah bercerita tenang pengalamannya di tahun 1982. Waktu itu ibu guru punya kenalan mahasiswi asal Perancis bernama Elishabeth yang kuliah di jurusan Sastra Indonesia Universitas Gajah Mada. Lisbeth (panggilannya) mengajak beliau ke tempat tinggalnya di daerah Pogung, Sleman. Sampai di depan rumahnya ada perasaan heran karena banyak daun-daun berserakan di halaman  rumahnya.      
   “ Mengapa  banyak sampah?” , tanya Bu Guru. 
   “ Mana? Tak ada sampah di rumahku”, jawab Lisbeth.
   " Lha ini daun-daun ini apa bukan sampah?”, kata Bu Guru lagi.
   “ Oh...ini makanan tanah bukan sampah” jawab Lisbeth lagi.

            Daun bukan sampah tapi makanan tanah . Pernyataan Lisbeth menjadi perenungan yang mendalam. Sampah yang bermakna sampah sesungguhnya bagi Lisbeth adalah sampah yang sudah tidak bisa diurai lagi oleh
tanah. Daun merupakan makanan bagi tanah karena bisa di urai oleh tanah yang kemudian menjadi humus dan sangat diperlukan bagi tanaman yang tumbuh di atas tanah.
            Tanah yang tandus dan gersang akan berseri kembali jika kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Pupuk   dan air yang cukup. Bila ditanami  menerus tanpa diperhatikan nutrisinya tentu saja akan menjadi malnutrisi. Yang terjadi adalah tanaman yang ditanam di atas tanah menjadi kurang produktif dan  bahkan bisa mati. Oleh karena itu perlu makanan yang cukup.
            Makanan tanah yang sangat sederhana dan mudah kita lakukan adalah dengan memberinya sampah organik. Yang dimaksud sampah organik adalah sampah yang bisa oleh tanah antara lain daun-daunan dan sisa makanan. Sampah ini hampir tiap hari kita dapatkan di lingkungan rumah sendiri.
            Membakar daun-daun yang berguguran adalah tindakan yang tidak bijaksana, karena akan membuat polusi udara. Cara yang paling tepat adalah dengan membuatnya menjadi kompos yang nantinya menjadi makanan bagi tanah. Banyak cara membuat sampah oganik menjadi kompos. Cara yang sederhana adalah dengan menimbun dalam tanah atau dimasukkan dalan lubang yang kemudian ditimbun. Cara lain adalah dengan cara komposter,  adapula dengan cara Bokashi, dan lain-lain.
            Andai saja tanah bisa menjerit,mungkin jeritannya sudah memekakkan telinga, karena kelaparan dan kehausan. Tanah seperti manusia juga yang butuh nutrisi cukup. Jangan sampai tanah di lingkungan kita kurang gizi. Mari kita beri makan dia dengan daun-daunan  dan sisa makanan. Dengan gizi yang cukup, tanah akan  selalu memberikan manfaat sangat besar  bagi kesejahteraan umat manusia.

"To forget how to dig the earth and to tend the soil is to forget ourselves."~Mahatma Gandhi
"I kiss the soil as if I placed a kiss on the hands of a mother, for the homeland is our earthly mother. I consider it my duty to be with my compatriots in this sublime and difficult moment."~Pope John Paul II 

0 komentar:

Posting Komentar